Rabu, 06 Maret 2013

STATISTIK DESKRIPTIF

Statistik deskriptif adalah metode statistika yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan menjadi sebuah informasi.
Statistik deskriptif mempunyai kegiatan mulai dari pengumpulan data, mengolah dan menyajikan data. Penyajian data dapat berbentuk tabel, diagram, ukuran dan gambar.
Dengan menyajikan data dari angka menjadi gambar terlihat lebih mudah untuk dipahami. Statistika deskriptif menyajikan data menjadi informasi yang berguna dalam berbagai bentuk diagram dan bentuk.

Suharyadi,Purwanto,s.k.2001.Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.Jakarta : Salemba Empat

Statistik deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan keterangan – keterangan mengenai suatu data atau keadaan atau fenomena. Dengan kata, statistic deskriptif berfungsi menerangkan keadaan, gejala, atau persoalan. Penarikan kesimpulan pada statistik deskriptif (jika ada) hanya ditujukan pada kumpulan yang ada. Didasarkan pada ruang lingkup bahasanya statistic deskriptif mencakup :
Deskriptif frekuensi beserta bagian – bagiannya
a.       Grafik distribusi (histogram, polygon, frekuensi dan ogif)
b.      Ukuran nilai pusat (rata – rata, median, modus dan range)
c.       Ukuran disperse (jangkauan, simpangan rata –rata, variansi, simpangan baku, dll)
d.      Kemencengan dan keruncingan kurva
Angka indeks
Time series / deret waktu atau berkala
Korelasi dan regresi sederhana. http : //id.wikipedia.org/wiki/statistic_deskriptif
  
 
BERSAMBUNG.....

Definisi Statistik

Untuk keperluan praktis, statistik bisa diartikan secara sempit dan luas.
Dalam arti sempit, statistik berarti data ringkasan berbentuk angka (kuantitatif). Statistik penduduk, misalnya adalah data atau keterangan berbentuk angka ringkasan mengenai penduduk (jumlah rata–rata umur, distribusinya, persentase yang buta huruf),statistik personalia (jumlahnya,rata-rata masa kerja, rata-rata jumlah anggota keluarga, persentase yang sarjana) dan sebagainya.
Dalam arti luas, statistik berarti suatu ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan/pengelompokan, penyajian dan analisis data serta cara pengambilan kesimpulan secara umum berdasarkan hasil penelitian yang tidak menyeluruh. Pengertian ini merujuk pada istilah statistik yang biasanya diterjemahkan dengan istilah statistika.
Definisi ini lebih ditekankan kepada urutan kegiatan dalam memperoleh data sampai data itu berguna untuk dasar pembuatan keputusan. Jadi, apabila seseorang memerlukan data untuk dasar pengambilan keputusan, maka data tersebut harus dikumpulkan, diolah, disajikan dan dianalisis kemudian diambil kesimpulannya.
Suatu definisi yang lebih teoritis sifatnya, diambil dari buku “Statistical Theory in Research” karangan Anderson and Bancrof yang berbunyi : “Statistika adalah ilmu dan seni pengembangan dan penerapan metode yang paling efektif untuk kemungkinan salah dalam kesimpulan dan estimasi dapat diperkirakan dengan menggunakan penalaran induktif berdasarkan matematika probabilitas.
J,Supranto.2000.Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta : Erlangga

Minggu, 03 Maret 2013

Penerapan line Balancing Metode Rank position Weight (RPW) dan Region Approach (RA) dalam Perencanaan Sistem produksi (Studi kasus galavita bakery, Sengkang)

ABSTRAK

Nurhidayah (D22108252). Penerapan Line Balancing Metode Rank Position Weight (RPW) dan Region Approach (RA) dalam Perencanaan Sistem Produksi (Studi Kasus Galavita Bakery, Sengkang), 2012.  Dibimbing oleh Ir. H. Mulyadi, M.T. dan Armin Darmawan, S.T, M.T
 
Penelitian ini tentang Line Balancing yang bertujuan untuk menyeimbangkan lini produksi dan memenuhi target produksi, memperkecil waktu tunggu dan waktu menganggur sehingga mencegah terjadinya peristiwa bottleneck. Penelitian ini dilakukan di Galavita Bakery, Sengkang yang dalam sistem produksinya terjadi bottleneck yang mengakibatkan efisiensi lintasan menjadi tidak maksimal sehingga target produksi tidak dapat dipenuhi. Metode yang digunakan untuk menyeimbang lini produksi guna memperoleh efisiensi lintasan yang lebih baik pada penelitian ini adalah metode Rank Position Weight dan metode Region Approach.
 
Hasil pengolahan data diperoleh bahwa efisiensi lintasan pada Galavita Bakery adalah 31%, Balance Delay 69%, Idle time 142.666,85 detik, Smoothness Index 50.183,63, dan jumlah stasiun adalah 10 stasiun. Sedangkan usulan yang diberikan diperoleh efisiensi lintasan 77,7%, Balance Delay 22,3%, idle time 19.373,56 detik, smoothness index 16.729,10, dan jumlah stasiun kerja adalah 4 stasiun. Dengan demikian melalui penerapan line balancing diperoleh sistem produksi yang lebih baik dengan menghindari terjadinya bottleneck.
 
Kata kunci : line balancing, efisiensi lintasan, bottleneck


Abstrak di atas adalah abstrak dari Tugas akhir yang saya buat dalam penyelesaian studi S1 saya pada program studi Teknik Industri jurusan Mesin di Universitas Hasanuddin, makassar pada tahun 2012.

Saya merasa sangat senang untuk berbagi, karena ilmu tidak akan ada habisnya untuk dibagi... 
Terimakasih :D

Rabu, 23 Januari 2013

Perancangan Produk (Termos Dua Fungsi)


Produk yang direncanakan adalah produk sejenis Termos. Termos sendiri merupakan bentukan tempat air yang mampu mempertahankan temperatur, jadi ketika termos diisi dengan air panas maka termos mampu mempertahankannya pada temperatur tersebut, begitu pula sebaliknya bila dilakukan pada air dingin.
Pengembangan dari konsep produk ini didasari atas produk termos yang sudah ada sebelumnya yang memiliki beberapa kelemahan-kelemahan yang selayaknya mampu ditangani. Sebagai contoh termos yang pada awalnya dipakai untuk menampung air panas seterusnya harus digunakan untuk menampung air panas sebab jika tidak maka fungsi termos untuk mempertahankan temperatur air akan cepat hilang, demikian juga sebaliknya termos yang digunakan untuk menampung air dingin seterusnya digunakan untuk menampung air dingin seban jika tidak maka produk akan mengalami kerusakan. Maka dari itu kami merencanakan produk termos yang didalamnya terbagi dua ruang yakni untuk dingin dan untuk panas.
 
Jenis Produk Yang dikembangkan

Produk yang dikembangkan adalah produk termos yang kami rancang dan beri nama “Hot & Cool Termos”. Termos yang kami rancang ini didesign dengan adanya dua ruang dalam satu termos yang bisa digunakan sebagai tempat air panas dan tempat air dingin.
Rancangan termos yang ada pada umumnya yang memiliki fungsi utama sebagai tempat air yang mampu mempertahankan temperatur panas atau dingin kemudian kami kembangkan fungsinya menjadi termos yang mampu mempertahankan temperatur panas dan dingin dalam satu wadah yakni hot & cool termos ini. Dibawah ini diperlihatkan design model dari termos rancangan kami.

Senin, 07 Januari 2013

Pengendalian Persedian - MRP (Pengenalan)

Pengertian
Salah satu cara untuk mengendalikan persediaan adalah dengan metode Material Requierment Planning (MRP).
Beberapa defenisi MRP sebagai berikut : 
Material Requirement Planning (MRP) merupakan suatu teknik atau prosedur logis untuk menterjemahkan Jadwal Produksi Induk (JPI) dari barang jadi atau end item menjadi kebutuhan bersih untuk beberapa komponen yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan JPI. MRP ini digunakan untuk menentukan jumlah dari kebutuhan material untuk mendukung Jadwal Produksi Induk dan kapan kebutuhan material tersebut dijadwalkan. (Orlicky,et al., 1994). 
Material Requirement Planning (MRP) merupakan sistem informasi berbasis komputer yang didisain untuk memesan dan menjadwalkan permintaan (raw material, komponen dan sub assemblies) dengan cara yang terkoordinasi.(Oden,et al., 1998)
Material Requirement Planning (MRP) merupakan aktivitas perencanaan material untuk Seluruh komponen dan raw material (bahan baku) yang dibutuhkan sesuai dengan Jadwal Produksi Induk (JPI) yang sama halnya dengan demand / permintaan per komponen (John A. White, et al., 1987).

Tahapan-Tahapan dalam MRP :
1. Netting (Perhitungan kebutuhan bersih)
Netting adalah proses perhitungan kebutuhan bersih yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaan persediaan (yang ada dalam persediaan dan yang sedang dipesan). 
2.  Lotting (Penentuan ukuran pemesanan)
Lotting adalah menentukan besarnya pesanan setiap individu berdasarkan pada hasil perhitungan kebutuhan bersih. Prose slotting erat hubungannya dengan penentuan jumlah komponen atau item yang harus dipesan/disediakan.
Ukuran lot berarti jumlah item yang harus dipesan/dibuat, dikaitkan dengan besarnya ongkos-ongkos persediaan, seperti ongkos pengadaan barang (ongkos set up), ongkos simpan, biaya modal, serta harga barang itu sendiri. Dengan memperthatikan ongkos-ongkos tersebut nmaka ukuran lot ideal agar ongkos total persediaan minimal.
3. Offsetting (Penetapan besarnya waktu ancang-ancang)
Offsetting bertujuan untuk menentukan saat yang tepat untuk melaksanakan rencana pemesanan dalam memenuhi kebutuhan bersih yang diinginkan lead time. Lead time artinya
waktu dari saat pesanan ditempatkan sampai bagian tersebut siap untuk digunakan.
4. Exploding (Perhitungan selanjutnya untuk level di bawahnya)
Exploding adalah proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat level dibawahnya, berdasarkan pada rencana pemesanan yang telah disusun pada proses offsetting. Dalam proses eksplosing ini data struktur produk dan bill of material memegang peran penting karena menentukan arah eksplosion item komponen.

....Bersambung
D_252